Menggetarkan, Pembacaan Tawasul Kiai Zaini Mun'im di Masjid Datok Karay Kangean

    Menggetarkan, Pembacaan Tawasul Kiai Zaini Mun'im di Masjid Datok Karay Kangean

    KANGEAN - Salah satu karya Almaghfurlah KH. Zaini Mun'im Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo adalah Tawasul Kiai Zaini Mun'im.

    Karya beliau ini telah menjadi bacaan rutinitas di Pondok Pesantren Nurul Jadid utamanya pada acara haul dan acara besar lainnya.

    Kali ini pembacaan tawasul Kiai Zaini tidak hanya di baca di Pesantren Nurul Jadid. Namun di baca juga di Masjid Datok Karay, Gelaman, Arjasa, Sumenep, Kepulauan Madura, Sabtu (23/04/22).

    "Saya di tugasi untuk membaca Tawasul Kiai Zaini Mun'im ini oleh Pak Ponirin Mika, " ujar Surianto.

    Pembacaan tawasul Kiai Zaini Mun'im ini dilaksanakan ba'dah subuh.

    "Habis melaksanakan salat subuh saya membaca sebanyak tiga kali, " imbuhnya.

    Menurutnya, ada ketenangan hati saat membaca Tawasul Kiai Zaini. Meskipun tidak mengetahui maknanya secara utuh.

    "Rasanya hati sangat adem saat membaca Tawasul karya Kiai Zaini itu, " sambungnya.

    Kita tahu bahwa Kiai Zaini Mun'im merupakan ulama besar Indonesia. Beliau seorang ulama, pejuang dan seorang intelektual yang sangat alim, pemberani juga memiliki komitmen kuat dalam menjaga kemerdekaan Indonesia.

    Sebenarnya karangan Kiai Zaini Mun'im sangat banyak. Tapi untuk sementara yang hanya kita baca karangan beliau yaitu Tawasul Kiai Zaini Mun'im.

    "Kita ingin membaca karangan kitab beliau untuk disampaikan kepada masyarakat, " pungkasnya.

    Ponirin Mika

    Ponirin Mika

    Artikel Sebelumnya

    Remaja Masjid Datok Karay Gelar Khotmil...

    Artikel Berikutnya

    Ratusan Warga Gelaman Sumbangkan Nasi Kotak...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Hindari Terlalu Banyak Intervensi terhadap Kewenangan, Polri di Bawah Presiden Adalah Langkah Tepat
    Hendri Kampai: Utopia Indonesia, Irigasi Bagus dan Petani Bisa Panen Tiga Kali Dalam Setahun
    Hendri Kampai: Utopia Indonesia, Visi Indonesia Emas Namun Uang Kuliah Semakin Tak Terjangkau
    Hendri Kampai: Pemimpin Sejati Meninggalkan 'Legacy', Bukan Janji, Apalagi Hutang
    Hidayat Kampai: Nepo Baby, Privilege yang Jadi Tumpuan Kebijakan Publik?

    Ikuti Kami